Kamis, 26 September 2013

Internet dan Profesiku





Sekitar  15 tahun yang lalu, istilah internet bukanlah kata yang akrab di telinga. Kalau pun ada yang tahu, mungkin hanya sebatas mendengar dari cerita orang, atau dari membaca koran. Pada masa itu pengguna internet masih sangat sedikit. Hanya kalangan tertentu yang tinggal di kota-kota besar  yang bisa mengakses internet.

 Apa sih, internet itu? Menurut Wikipedia, internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket untuk melayani milyaran pengguna di seluruh dunia. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking.

Jaringan internet pertama  di dunia dibuat pada tahun 1969, dibentuk oleh  Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), dengan menggunakan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX. Jaringan itu pada awalnya hanya digunakan secara khusus untuk kepentingan militer saja. Baru pada bulan Oktober  1972 ARPANET diperkenalkan kepada umum, meski pada saat itu penggunaannya masih terbatas di universitas-universitas di negara tersebut. Di tahun yang sama dibentuk organisasi bernama INWG (International Network Working Group), yang dibuat untuk meningkatkan teknologi jaringan komputer. Pembicara pertama dari organisasi ini adalah Vint Cerf, yang kemudian disebut sebagai Bapak Internet. Istilah “Internet” sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982.

Di Indonesia, berdasarkan catatan yang ada, internet pertama kali digunakan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. Penggunaan internet di Indonesia kemudian mulai berkembang luas pada awal tahun ’90-an. RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994.

Saat ini internet bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi  sebagian besar masyarakat Indonesia. Tidak hanya bagi yang tinggal di kota-kota besar, tapi juga bagi masyarakat yang jauh dari perkotaan. Internet bahkan sudah merambah sampai ke desa-desa, mengajak masyarakat mengenal dunia baru, dunia teknologi informasi. Dimana orang dapat saling berhubungan, berkomunikasi dan berinteraksi, mengakses segala macam informasi  nyaris tanpa batas.

Saya pribadi bersentuhan dengan internet pada tahun 2005, boleh dibilang agak sedikit terlambat jika dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Saat itu saya menggunakan internet hanya untuk keperluan mengunduh lagu dan permainan, atau untuk mengakses jejaring sosial seperti facebook dan aplikasi chatting. Baru pada tahun 2006 saya memanfaatkan internet untuk keperluan yang lebih luas. Ketika itu saya memerlukan referensi sehubungan dengan tugas untuk membuat RPP dan Silabus. Maklumlah, sebagai guru yang baru pertama kali mengajar, saya merasa itu pekerjaan yang tidak mudah. Untunglah internet sangat membantu menyediakan banyak referensi dan informasi yang saya butuhkan.

Sebagai tenaga pendidik, guru harus memenuhi  berbagai persyaratan kompetensi untuk menjalankan tugas dan kewajibannya, baik secara kuantitas, kualitas, maupun profesionalitas. Guru senantiasa dituntut untuk memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan tugas membimbing, membina, dan mengarahkan peserta didik. Sebab di mata murid-muridnya, guru selalu dianggap sebagai orang yang paling pintar, tempat bertanya untuk menjawab segala rasa keingintahuan. Akan sangat memalukan jika  seorang guru tidak mampu memberi jawaban atas pertanyaan muridnya. Karenanya, guru harus selalu bisa menemukan jawaban, bagaimanapun caranya. Misalnya, ketika ada murid menanyakan “Bu guru, siapa yang merancang menara Eiffel?”, karena belum tahu jawabannya, saya berpamitan pergi ke toilet sebentar. Sekembalinya dari toilet, saya segera menjawab “perancang menara Eiffel adalah Gustave Eiffel”. Tentu saja itu benar. Saya menemukan jawaban itu dari internet saat pura-pura pergi ke toilet. Pertanyaan murid terjawab, dan pengetahuan saya juga bertambah. Dua keuntungan saya dapat.

Sebagai guru  saya merasa perlu untuk terus belajar, menambah ilmu dan wawasan. Adalah hal yang menggelikan jika guru senantiasa mengingatkan murid-murid agar rajin belajar, sementara dia sendiri malas. Salah satu cara untuk menambah pengetahuan adalah dengan banyak membaca, dan internet dapat diibaratkan sebagai sebuah perpustakaan yang sangat besar. Di internet guru bisa menemukan bahan pembelajaran atau materi pelajaran, ada banyak informasi terbaru yang bisa didapat sehubungan dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Guru juga dapat menggunakan internet sebagai metode pembelajaran agar proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Di samping itu, internet dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dan berbagi informasi antara guru dengan murid, atau guru dengan sesama guru. Bagi saya internet dapat dimanfaatkan untuk menunjang tugas guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar